Bulan Ramadlan :: Beda antara Kiyai dengan Ulama By Bulan Ramadlan
Zaman sekarang ini orang sudah pintar pintar katanya, namun pada kenyataannya suka membodohi diri sendiri dan juga membodohi orang lain. terbukti banyak sekali orangnya sudah berpendidikan, gelar kadang sudah drs, s1, s2 dan s3 dan segala macam gelar namun mudah sekali mengklaim itu ulama, itu ulama dan itu ulama, asal dia satu jalan langsung dikatakan ulama, padahal kedudukan ulama itu tidak mudah, kedudukan ulama itu bukan orang yang memberikan, ulama itu gelar pemberian Allah, dan kita hanya bisa memperkirakannya dari tanda-tandanya atau kita lihat syarat-syarat orang yang bisa dikatakan ulama.
Kalau pada masa dahulu ada orang alim dan terkenal bagus ibadahnya dan punya pengikut namun melakukan satu hal yang makruh saja seperti meludah ke arah kiblat sudah tidak dinyatakan ulama oleh ulama yang lain. kalau sekarang orang pakek surban saja sudah dipanggil ulama. bicaranya tidak sesuai qur'an hadits dan sering menghina orang lain sudah disebut ulama. ini namanya pembodohan pada diri sendiri dan pembodohan publik.
Ulama itu warosatul anbiya. pewaris para nabi.
Pewaris disini bukan hanya ilmunya, namun juga tugasnya, adabnya, bagaimana amaliahnya, bagaimana bicaranya dan lain sebagainya. jadi tidak benar kalau ada orang tahu baca kitab apalagi tidak mengerti kitab, namun punya pengikut dan keadaannya tidak bisa meneladani akhlak para nabi atau salah satu dari nabi bisa dipanggil Ulama.
Ulama itu derajat yang tinggi, ulama itu tidak mudah didapat, kalau hanya punya pengikut itu gampang, namun ilmu dan pengamalannya yang dilandasi keimanan dan ketakwaan yang sangat sulit, dan disitulah kesulitannya dalam meraih kedudukan ulama.
Zaman sekarang ini orang sudah pintar pintar katanya, namun pada kenyataannya suka membodohi diri sendiri dan juga membodohi orang lain. terbukti banyak sekali orangnya sudah berpendidikan, gelar kadang sudah drs, s1, s2 dan s3 dan segala macam gelar namun mudah sekali mengklaim itu ulama, itu ulama dan itu ulama, asal dia satu jalan langsung dikatakan ulama, padahal kedudukan ulama itu tidak mudah, kedudukan ulama itu bukan orang yang memberikan, ulama itu gelar pemberian Allah, dan kita hanya bisa memperkirakannya dari tanda-tandanya atau kita lihat syarat-syarat orang yang bisa dikatakan ulama.
Kalau pada masa dahulu ada orang alim dan terkenal bagus ibadahnya dan punya pengikut namun melakukan satu hal yang makruh saja seperti meludah ke arah kiblat sudah tidak dinyatakan ulama oleh ulama yang lain. kalau sekarang orang pakek surban saja sudah dipanggil ulama. bicaranya tidak sesuai qur'an hadits dan sering menghina orang lain sudah disebut ulama. ini namanya pembodohan pada diri sendiri dan pembodohan publik.
Ulama itu warosatul anbiya. pewaris para nabi.
Pewaris disini bukan hanya ilmunya, namun juga tugasnya, adabnya, bagaimana amaliahnya, bagaimana bicaranya dan lain sebagainya. jadi tidak benar kalau ada orang tahu baca kitab apalagi tidak mengerti kitab, namun punya pengikut dan keadaannya tidak bisa meneladani akhlak para nabi atau salah satu dari nabi bisa dipanggil Ulama.
Ulama itu derajat yang tinggi, ulama itu tidak mudah didapat, kalau hanya punya pengikut itu gampang, namun ilmu dan pengamalannya yang dilandasi keimanan dan ketakwaan yang sangat sulit, dan disitulah kesulitannya dalam meraih kedudukan ulama.
Posted by , Published at 07.14.00 and have
0
komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar